SUARA INDONESIA - Nyai Hj Makkiyah Wafat, Kabar duka menyelimuti Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, di Kecamatan Banyuputi, Kabupaten Situbondo.
Nyai Hj Makkiyah As'ad yang merupakan putri KHR As'ad Syamsul Arifin wafat pada, Selasa (16/08/2022) sekira ba'da Maghrib menjelang isya'.
KH Muhyiddin Khatib salah satu dosen Ma'had Aly Sukoreja menyampaikan, bahwa sosok Nyai Hj Makkiyah As'ad pejuang tangguh dan panutan bagi semua santri, alumni dan masyarakat.
Ia juga membenarkan wafatnya Nyai Hj Makkiyah As'ad yang merupan putri dari pahlawan Nasional KHR As'ad Syamsul Arifin.
"Iya benar, Nyai Hj Makkiyah wafat ba'da Magrib, beliau wafat di kediaman pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo," kata KH Muhyiddin media seperti yang dikutip Suaraindonesia dari Nuonline.id
Lebih lanjut KH Muhyiddin menjelaskan, Nyai Hj Makkiyah merupakan pujuang dan panutan bukan hanya untuk santrinya, namun ia juga panutan untuk masyarakat luas, bahkan Nusantara.
Wafatnya Nyai Hj Makkiyah kita KH Muhyiddin, semua santri, alumni, dan masyarakat luas meras kehilangan.
"Saya mara sangat kehilangan berpulangnya, semoga beliau berkumpul dengan Kiai As'ad di Jannah sana," tutupnya.
Diketup dari www.laduni.id/post/read/68322/biografi-nyai-hj-makkiyah-asad Nyai. Hj Makkiyah adalah anak keempat dari sembilan bersaudara, yakni Nyai Hj Zainiyah As’ad, Nyai Hj Mukarromah, Nyai Hj Makkiyah As’ad, Nyai Hj Isaiyah As’ad, KH Fawaid As’ad.
Sementara saudara lain ibu adalah KH Cholil As’ad Syamsul Arifin dan Abdurrahman.
Sosok Nyai Hj Makkiyah As’ad yang lahir dari darah ulama terkemuka, semakin mempertegas posisi keulamaannya yang tidak bisa dianggap remeh.
Ayahanda Nyai Hj Makkiyah As’ad adalah seorang ulama terpandang yang menjadi pelaku sejarah lahirnya sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, yakni NU.
Ayah beliau juga merupakan anak pertama dari pasangan Raden Ibrahim atau KH Syamsul Arifin dan Nyai Siti Maimunah yang keduanya berasal dari Pamekasan Madura.
Dari jalur ayah, KH As’ad adalah keturunan Sunan Ampel dan dari pihak ibu masih memiliki garis keturunan dari Pangeran Ketandur, cucu langsung dari Sunan Kudus.
Nyai Hj Makkiyah As’ad melepas masa lajangnya dengan dinikahi KH Nawawi Abdul Jalil dari Pesantren Sidogiri. Buah dari pernikahannya, beliau dikarunia 2 orang putri.
Pernikahan Nyai Hj Makkiyah dengan KH Nawawi tidak berlangsung lama karena suratan takdir tidak menghendaki keduanya selalu bersama. Setelah berpisah dengan KH Nawawi, Nyai Hj Makkiyah As’ad menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1980 dengan dua pupu beliau sendiri, yaitu Drs. KH. Shidqie Mudzhar, yang berasal Pondok Pesantren al-Huda Sumber Nangka, Duko Timur, Larangan, Pamekasan.
Drs. KH. Shidqie Mudzhar merupakan ulama terkemuka dari Pamekasan yang memiliki pengaruh luar biasa di tengah-tengah masyarakat. KH. Shidqie Mudzhar adalah seorang aktivis PMII, NU, dan dosen di berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur.
Bahkan, beliau menjadi salah satu pendiri kampus Universitas Islam Madura (UIM) Betet, Pamekasan, IAI Ibrahimy Sukerojo, dan IDIA al-Amien, Prenduan, Sumenep.
Buah dari pernikahan Nyai Hj Makkiyah dengan Drs. KH. Shidqie Mudhar dikarunia 5 orang putra-putri, diantaranya Nyai Hj Makhsusi Zakiyah, Nyai Hj Asma Zubaidah, Nyai Hj Aisyatul As’adiyah, K. Zainul Hasan, dan Nyai Hj Diana Kholidah.
Sosok Ulama Perempuan Nyai Hj. Makkiyah As’ad di Mata Keluarga Sebagaimana yang dituturkan Nyai Hj. Aisyatul As’adiyah Shidqie, sosok Nyai Hj. Makkiyah As’ad adalah seorang figur ibu teladan yang memberikan perhatian penuh pada masa depan anak-anaknya.
Di mata Ning Dia, sapaan akrabnya, Nyai Hj. Makkiyah As’ad adalah sosok inspiratif yang berjuang tanpa kenal lelah untuk membesarkan anak-anaknya. Sejak ditinggal alm. Drs. KH. Shidqie Mudzhar, Nyai Makkiyah harus berjuang untuk membesarkan tiga anaknya yang masih kecil agar tetap tegar dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang.
Sikap pantang menyerah diakui Nyai Hj. Aisyatul As’adiyah sebagai keteladanan yang pantas diikuti oleh semua saudara-saudaranya yang lain. Bagi Nyai Hj. Aisyatul As’adiyah, sosok Nyai Makkiyah adalah seorang ibu yang tegas dalam mendidik anak-anaknya. Jika anak yang bersangkutan memang salah, maka Nyai Hj. Makkiyah As’ad tidak akan segan-segan untuk menegur dan memberikan peringatan untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Meskipun dikenal sangat tegas, namun Nyai Hj. Makkiyah As’ad tidak menyimpan amarah yang berlebihan. Beliau memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama maupun norma di masyarakat.
Sikap tegas disertai dengan kebijaksanaan dalam menyikapi setiap persoalan menjadi nilai keteladanan yang patut diikuti oleh semua santri dan keluarga besarnya.
Dalam pandangan Nyai Hj. Aisyatul As’adiyah, keberadaan Nyai Hj. Makkiyah As’ad di tengah-tengah keluarga merupakan sebuah anugerah yang luar biasa, karena beliau memberikan keteladanan kepada anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang mandiri.
Nyai Hj Makkiyah mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa perempuan tidak boleh sekadar berpangku tangan, tetapi harus belajar organisasi dan terjun langsung ke masyarakat.
Dorongan yang terus-menerus dari Nyai Hj Makkiyah As’ad ini, membuat Nyai Hj. Aisyatul As’adiyah Shidqie semakin bersemangat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saat ini Ning Dia tercatat sebagai mahasiswi Ekonomi Syariah, Pascasarjana UIN Sunan Ampel, Surabaya.
Dalam penuturan putranya, Lora Zainul Hasan, sosok Nyai Makki merupakan ibu yang sangat perhatian dalam memberikan kasih sayang kepada semua anak-anaknya. Meskipun memiliki aktifitas yang sangat padat, beliau tidak lupa untuk memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati.
Di tengah kesibukan mengisi acara pengajian dan menghadiri berbagai pertemuan muslimat, Nyai Hj. Makkiyah As’ad terus memantau perkembangan anak-anaknya agar belajar dan mengaji setiap hari.***
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi