SUARA INDONESIA SITUBONDO

Reaksi Pasca vaksinasi: Kebanyakan Hanya Pegal, Lapar, dan Ngantuk

Syamsuri - 20 January 2021 | 17:01 - Dibaca 177 kali
Peristiwa Reaksi Pasca vaksinasi: Kebanyakan Hanya Pegal, Lapar, dan Ngantuk
Para Dialog KIPI: Kenali dan Atasi, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Istimewa)

JAKARTA - Pemerintah telah berkomitmen memberikan vaksin COVID-19 secara gratis demi memulihkan kesehatan nasional akibat hantaman pandemi COVID-19. Namun, niat baik pemerintah ini masih saja menuai beberapa penolakan pada program vaksinasi COVID-19 ini. Ada masyarakat yang masih meragukan dan menunjukkan ketakutan, khususnya terkait Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Rabu (20/1/2021).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, dijelaskan bahwa KIPI adalah semua kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi, menjadi perhatian, dan diduga berhubungan dengan imunisasi. KIPI ada yang serius dan non serius. Yang serius adalah setiap kejadian medis setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, hingga kematian serta menimbulkan keresahan di masyarakat. Sementara yang non serius tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima vaksin. 

dr. Muhammad Fajri Adda’I selaku dokter dan tim penanganan COVID-19 yang telah menerima vaksinasi COVID-19 dosis pertama mengatakan bahwa, dirinya tidak merasakan reaksi yang aneh setelah disuntik vaksin COVID-19. “Reaksinya biasa saja, tidak ada yang aneh,” ujar dr. Muhammad Fajri Adda’I dalam Dialog Produktif yang mengangkat tema KIPI: Kenali dan Atasi, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). 

Reaksi setelah vaksinasi menurut dr. Fajri bisa berbeda-beda pada tiap orang. “Teman nakes lain ada yang mengalami demam, nyeri, lemas, ada yang merasa lapar terus, hingga ngantuk. Reaksi ini wajar dan masuk dalam kategori ringan. Kalaupun ada demam itu wajar sebagai suatu reaksi dalam pembentukan imunitas dalam tubuh,” katanya. 

dr. Fajri berpesan kepada masyarakat luas, agar tidak usah mendengarkan hoaks. “Saya melihat sendiri laporan terkait vaksin ini untuk mendapatkan kajian ilmiahnya. Dari laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) maupun yang dari Brazil menunjukkan bahwa relatif aman dengan KIPI di bawah 1 persen, rendah sekali. Kemudian dari pengalaman teman lain yang sudah disuntik juga aman,” paparnya. 

Reaksi alergi, kata dr. Fajri relatif kecil, di bawah satu persen, kecil sekali bila dibandingkan dengan yang tidak terkena KIPI. “Jangan kita terlalu pusing dengan kemungkinan yang kecil ini. Petugas medis juga sudah paham bagaimana mengatasi KIPI ini. Dalam proses vaksinasi, saya juga tadi dijelaskan terkait KIPI dan bagaimana meresponnya jika ada reaksi,” jelas dr. Fajri. 

Sebelum menerima suntikan vaksin COVID-19, sambung dr. Fajri, dirinya secara khusus mengosongkan jadwal. “Sebelum dilakukan vaksin, saya juga tidur cukup agar reaksi imun bisa terbentuk lebih bagus dan optimal. Kemudian untuk beberapa hari ke depan jangan terlalu capek, makan gizi seimbang, jangan begadang dan jangan stres,” katanya. 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, dr. Inda Mutiara, Kepala Puskesmas Kramatjati mengungkapkan bahwa, sejauh pengamatannya, dilingkungan sekitarnya antusias dan tidak ada penolakan baik dari rekan tenaga Kesehatan (nakes) maupun masyarakat sekitar. “Tidak ada reaksi lanjutan pasca saya divaksin COVID-19. Saya tidak merasakan reaksi yang tidak wajar. Tidak sakit saat disuntik dan sampai sekarang juga normal-normal saja,” jelas dr Inda. 

Vaksin telah hadir untuk membantu upaya mengatasi pandemi COVID-19. Satu hal yang harus dipahami vaksinasi ini butuh proses untuk mencapai proteksi maksimal. Selain itu, seluruh lapisan masyarakat tetap harus disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Karena Vaksin dan disiplin protokol kesehatan merupakan kombinasi tepat untuk melindungi diri dan melindungi negeri. (Siaran Pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional – KPCPEN/heru) 


» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya