SUARA INDONESIA SITUBONDO

Perkembangan COVID-19 di Situbondo Masuk Klaster Keluarga, Nakes dan Perkantoran

Syamsuri - 29 November 2020 | 09:11 - Dibaca 161 kali
Peristiwa Daerah Perkembangan COVID-19 di Situbondo Masuk Klaster Keluarga, Nakes dan Perkantoran
Riris Prastina M.Kes petugas suverlen atau swab Dinas Kesehatan saat memaparkan hasil kerjanya dihadapan Satgas COVID-19 dan Plh Bupati Drs. H. Syaifullah MM (Heru Hartanto)

SITUBONDO - Angka terconfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Situbondo update tanggal 29 November 2010 pukul 15.30.WIB tembus 1073 penderita COVID-19, dengan rincian 93 orang Suspect, 12 orang Probable, sembuh sebanyak 842 orang dan dirawat di rumah sakit sebanyak 49 orang, dirawat di gedung observasi 17 orang, isolasi mandiri sebanyak 75 orang dan meninggal dunia sebanyak 90 orang, Minggu (29/11/2020).

Berdasarkan rapat Satgas COVID-19 yang berlangsung di pendopo kabupaten menjelaskan bahwa, perkembangan COVID-19 di Kabupaten Situbondo memasuki klaster keluarga dan perkantoran serta tenaga kesehatan. “Pada tanggal 29 November 2020 kemarin, kita rilis sebanyak 50 orang yang terconfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Situbondo. Ini adalah rilis terbanyak selama penanganan pandami COVID-19 di Kabupaten Situbondo,” terang Riris Prastina M.Kes petugas suverlen atau swab Dinas Kesehatan saat memaparkan hasil kerjanya dihadapan Satgas COVID-19 dan Plh Bupati Drs. H. Syaifullah MM. 

Lebih lanjut, Riris menjelaskan bahwa, pada update tanggal 29 November 2020 pukul 15.30 WIB ada 50 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 masuk dalam klaster keluarga, nakes dan perkantoran. Kasus positif COVID-19 terbanyak ini, ada di 5 kecamatan, diantaranya Kecamatan Besuki, Situbondo, Panji, Panarukan dan Asembagus. “Banyaknya kasus terkonfirmasi COVID-19 ini jangan dianggap negatif, karena petugas terus melakukan pengambilan sampel skerening secara masif,” tutur Riris. 

Dimasa pandemi seperti sekarang ini, sambung Riris, kasus positif merupakan hal yang biasa. Namun yang harus dilihat, yakni bagaimana model pencegahannya. “Harapannya harus ada perbaikan penanganan pada kasus COVID-19 yang meninggal dunia. Kasus COVID-19 memang aneh, ketika ada salah seorang yang kita swab keadaan kesehatannya baik-baik saja. Namun, tiba-tiba sehari kemudian dia masuk rumah sakit dalam keadaan pingsan,” jelas Riris. 

Menurut Riris yang harus diperhatikan yakni, kasus positif COVID-19 klaster perjalanan. Karena kasus perjalanan ini sangat berisiko. Dan klaster tenaga kesehatan juga saat ini sudah banyak yang terpapar. “Pencegahan ini harus kita perbaiki agar kasus terkonfirmasi COVID-19 bisa dikemdalikan. Jangan sampai hal ini berlarut-larut,” harapnya. 

Menanggapi pemaparan penanganan COVID-19 yang disampaikan Riris Prastina M.Kes petugas suverlen atau swab Dinas Kesehatan, Plh Bupati Situbondo Drs. H. Syaifullah MM akan kembali memperketat Perbup N0.45 Tahun 2020. “Menyikapi perbangan kasus positif COVID-19 yang terus meningkat, maka kita kembali akan memperketat atau menegakan Perbup N0. 45 Tahun 2020,” tegasnya.  


» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya