SUARA INDONESIA SITUBONDO

Harga Beras di Situbondo Meroket, DPRD: Kok Bisa Lebih Tinggi dari Surabaya?

Syamsuri - 26 October 2023 | 16:10 - Dibaca 4.66k kali
Ekbis Harga Beras di Situbondo Meroket, DPRD: Kok Bisa Lebih Tinggi dari Surabaya?
Kepala Dinas Koperasi dan Perdagin Situbondo, Edi Wiyono bersama Bulog saat melakukan operasi pasar dengan menggelar pasar murah di salah satu Kecamatan. ( Foto : Syamsuri/Suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO, Suaraindonesia.coid – Meroketnya harga beras  di pasaran Kabupaten Situbondo dipertanyakan DPRD Situbondo. Harga beras medium harga Rp13 ribu/kg, lebih mahal dibandingkan daerah lain. Surabaya, misalnya, pantauan anggota DPRD Situbondo, Suprapto lebih murah, yakni Rp12 ribu/kg.

“Harga beras medium di Situbondo ini lebih mahal dari Surabaya. Saya tahunya saat kunjungan kerja. Lah ini kan aneh, kok bisa beras yang di jual di Situbondo lebih mahal dari Surabaya,” ujarnya, Senin (23/10/2023).

Menurut Suprapto, perbandingan harga tersebut bukan hanya sekedar asumsi dirinya sendiri. Justru data tersebut diperoleh juga dari Kepala Bulog, Jawa Timur. 

Hal ini sangat ironis. Sebab, lanjut Suprapto, lahan pertanian di Kota Surabaya sangat terbatas bahkan hampir tidak ada. Sebaliknya, Kabupaten Situbondo memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan produktif, tetapi harga beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, justru harga lebih tinggi.

“Masak kita yang punya lahan pertanian yang sangat luas kalah dengan daerah yang tidak memiliki lahan pertanian harga berasnya, tentu ini perlu ada penanganan serius dan cepat dari Pemerintah Daerah agar supaya tidak semakin menyulitkan hidup masyarakat," harapnya.

Padahal, menurut Suprapto, DPRD ini sudah beberapa kali memberikan saran untuk mencegah terjadinya lonjakan harga beras yang melambung tinggi. Namun, Pemkab Situbondo tak menghiraukan masukan dari anggota dewan.

“Kami jauh-jauh hari sudah meminta Pemkab untuk menyediakan dana cadangan pangan. Tapi sampai sekarang tidak ada. Padahal usulan kami untuk mengantisipasi kasus seperti ini. Kalau sudah terjadi seperti sekarang ini akibatnya masyarakat yang dirugikan,” ungkap Suprapto.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Perdagin Situbondo, Edi Wiyono menjelaskan Pemerintah Kabupaten Situbondo sudah mengambil langkah cepat dalam menangani lonjakan harga beras yang terjadi pada saat ini.

"Pemerintah Kabupaten Situbondo bekerjasama dengan Bulog melakukan operasi pasar di 17 kecamatan dengan menjual beras dengan harga di bawah pasar yaitu Rp10.300,00. Penjualan beras ini dalam satu kecamatan mencapai 7 hingga 10 ton,"ujarnya.

Kata Edi, sapaan akrabnya menegaskan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo di  tiap kecamatan sangat efektif, hal ini terbukti dari 9 Kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan pasar murah, nampaknya harga beras di toko toko sudah mulai ada yang turun, hingga Rp500,00 sampai Rp600,00.

"Padahal kegiatan pasar murah di 17 kecamatan belum tersentuh semuanya, sampai saat ini masih baru 9 kecamatan yang disasar, dan kegiatan pasar murah ini terus akan kita lakukan hingga tuntas di 17 kecamatan. Kita optimis melalui operasi pasar harga beras akan kembali normal kembali," tuturnya.

Lebih lanjut Edi mengatakan sampai saat ini sudah ada 9 Kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan pasar murah. Tinggal 8 Kecamatan yang masih belum, tapi masih terus berjalan.

"Alhamdulillah dengan adanya kegiatan pasar murah, masyarakat Situbondo bisa dapat memanfaatkan sebaik baiknya, sehingga dengan adanya kegiatan ini bisa menurunkan inflasi dan harga beras yang saat ini sangat mahal sudah mulai ada penurunan,"pungkasnya.(*)




Suprapto mengatakan, seharusnya harga beras di Kabupaten Situbondo itu sama dengan harga beras di Kabupaten lain, tetapi yang terjadi justru harga di pasaran di jual oleh pedagang lebih tinggi.

Suprapto menyampaikan, perbandingan harga tersebut bukan hanya sekedar asumsi dirinya sendiri. Justru data tersebut diperoleh juga dari kepala bulog Jawa Timur. Itu termasuk data penjualan beras yang ada di Situbondo.

“Jadi saya ditunjukkan harga beras di Jawa Timur. Harga beras di daerah lain kalau dibandingkan dengan harga beras di Situbondo masih lebih rendah,”jelasnya.

Kata Suprapto, di Kota Surabaya yang lahan pertaniannya sangat terbatas bahkan hampir tidak ada, tetapi harga beras disana stabil. Akan tetapi, Kabupaten Situbondo memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan  produktif, tetapi harga beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat, justru harga masih lebih tinggi.

“Masak kita yang punya lahan pertanian yang sangat luas kalah dengan daerah yang tidak memiliki lahan pertanian harga berasnya, tentu ini perlu ada penanganan serius dan cepat dari Pemerintah Daerah agar supaya tidak semakin menyulitkan hidup masyarakat, "harapnya.

Padahal, menurut Suprapto, DPRD ini sudah beberapa kali memberikan saran untuk mencegah terjadinya lonjakan harga beras yang melambung tinggi. Namun, Pemkab Situbondo tidak pernah menghiraukan masukan dari anggota dewan.

“Pihaknya jauh-jauh hari sudah meminta Pemkab untuk menyediakan dana cadangan pangan. Tapi sampai sekarang tidak ada. Padahal usulan kami untuk mengantisipasi kasus seperti ini. Kalau sudah terjadi seperti sekarang ini akibatnya masyarakat yang dirugikan,” ungkap Suprapto.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Perdagin Situbondo, Edi Wiyono menjelaskan Pemerintah Kabupaten Situbondo sudah mengambil langkah cepat dalam menangani lonjakan harga beras yang terjadi pada saat ini.

"Pemerintah Kabupaten Situbondo bekerjasama dengan Bulog melakukan operasi pasar di 17 kecamatan dengan menjual beras dengan harga dibawah pasar yaitu Rp. 10.300. Penjualan beras ini dalam satu kecamatan mencapai 7 hingga 10 ton,"ujarnya.

Kata Edi, sapaan akrabnya menegaskan pasar murah yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo ditiap tiap kecamatan sangat efektif, hal ini terbukti dari 9 Kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan pasar murah, nampaknya harga beras di toko toko sudah mulai ada yang turun, hingga Rp 500 sampai Rp. 600

"Padahal kegiatan pasar murah di 17 kecamatan masih belum tersentuh semuanya, sampai saat ini masih baru 9 kecamatan yang disasar, dan kegiatan pasar murah ini terus akan kita lakukan hingga tuntas di 17 kecamatan. Kita optimis melalui operasi pasar harga beras akan kembali normal kembali," tuturnya.

Lebih lanjut Edi mengatakan sampai saat ini sudah ada 9 Kecamatan yang menjadi sasaran kegiatan pasar murah, tinggal 8 Kecamatan yang masih belum, tapi ini masih terus berjalan.

"Alhamdulillah dengan adanya kegiatan pasar murah, masyarakat Situbondo bisa dapat memanfaatkan sebaik baiknya, sehingga dengan adanya kegiatan ini bisa menurunkan inflasi dan harga beras yang saat ini sangat mahal sudah mulai ada penurunan,"pungkasnya.(Syam)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Danu Sukendro

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya