SITUBONDO - Kopi kuno merupakan minuman khas yang disajikan Caffe Simposium Situbondo. Rajikan kopi kuno ini banyak digandrungi oleh para penikmat kopi berusia remaja maupun usia dewasa, Minggu (18/4/2021).
Caffe Simposiun yang berlokasi di pertokoan Pasar Mimbaan Baru, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo ini, bukan hanya mensajikan minum kopi saja. Akan tetapi, berbagai macam masakan juga tersedia.
Di Caffe Simposium ini, para pengunjung dapat menikmati suasana nyaman dan asri, sambil menikmati berbagai menu makanan, kopi kuno dan berbagai minuman segar lainnya. Caffe Simposium juga dilengkapi fasilitas pendukung lainnya, seperti musala dan ruang meeting.
Keterangan yang disampaikan M. Faizal Manajer Caffe Simposium mengatakan, salah satu minuman andalan Caffe Simposium, yakni kopi kuno yang diracik secara profesional oleh tenaga ahli yang memahami tentang kopi.
“Harga kopi kono hanya Rp 18.000 per cangkirnya. Masalah citra rasa minum kopi di sini, silahkan tanyakan kepada para tamu kami,” tutur Faizal.
Bukan hanya kopi kuno saja yang tersaji di tempat ini, sambungnya, banyak menu yang ditawarkan oleh Cafe Simposium ini, mulai dari nasi bakar ayam madu, nasi goreng sea food, dan berbagai minuman segar juga tersedia, seperti coffe blend, yakult flavour, banana choco crunchy, dan lady red.
“Kopi kuno ini menggunakan bahan kopi lokal dari Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo dan diracik oleh tangan-tangan trampil yang membidangi perkopian,” tuturnya.
Sementara itu, Kasim salah seorang pengunjung Caffe Simposium dari Banyuwangi menjelaskan bahwa, minuman kopi kuno yang disajikan caffe ini mempunyai aroma dan khas tersendiri.
“Bagi saya penikmat kopi, maka saya menyatakan bahwa kopi kuno Caffe Simposium memiliki aroma dan kenikmatan tersendi bagi saya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kasim menjelaskan bahwa, kopi kuno sangat pas dengan seleranya.
“Citra rasa kopi kuno sangat pas rasanya dengan lidah saya,” pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Syamsuri |
| Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi