SUARA INDONESIA SITUBONDO

Akibat DBD, Ratusan Warga Situbondo Meninggal

Syamsuri - 28 March 2021 | 10:03 - Dibaca 1.81k kali
Kesehatan Akibat DBD, Ratusan Warga Situbondo Meninggal
Petugas Dinas Kesehatan ketika melakukan fogging di salah satu rumah warga (Suara Indobesia/Heru Hartanto)

SITUBONDO - Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terus meningkat.

Hingga pekan ke 2 bulan Maret tahun ini, jumlah penderita DBD sebanyak 233 dan meninggal dunia 3 orang.

Sedangkan yang masih dirawat di Rumah Sakit dr. Abdoer Rahem Situbondo sebanyak 14 orang, Minggu (28/3/2021).

Keterangan yang disampaikan Dwi Plt Dinas Kesehatan melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Situbondo Heryawan SKM, MSi saat melakukan fogging.

Yang menjadi sasaran fogging adalah Perumahan Bumiayu, Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo menjelaskan, bahwa fogging yang dilaksanakan petugas Dinas Kesehatan berdasarkan atas permintaan warga.

“Ada 4 orang warga di Perumahan Bumiayu ini menderita DBD. Untuk itu, kami melakukan fogging agar jentik nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembangbiak. Dan yang paling terpenting masyarakat rajin menguras bak mandi, membersihkan lingkungan di sekitarnya, mengubur kaleng-kaleng bekas dan sejenisnya,” jelas Heryawan. 

Untuk menghindari peningkatan penderita DBD di Situbondo, sambung Heryawan, masyarakat harus waspada dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Situbondo jika ada kejadian DBD agar dilakukan fogging.

“Tujuan fogging untuk mematikan jintik-jintik nyamuk demam berdarah,” tegasnya.

Jumlah kasus DBD sampai dengan bulan Maret, Minggu ke 2 tahun ini sebanyak 233 kasus dan meninggal dunia 3 orang.

"Kita boleh fokus pada penanganan virus Corona, tapi jangan abaikan kasus DBD yang ada di hadapan kita semua. Untuk itu, masyarakat harus lebih waspada," jelas Heryawan.

Lebih lanjut, Heryawan mengatakan, jumlah kasus DBD di Kabupaten Situbondo ini cenderung meningkat, salah satunya karena faktor cuaca di Situbondo ini cenderung beda dengan cuaca di daerah lainnya.

“Kalau di Situbondo sehari hujan, lalu beberapa hari kemudian panas. Hal ini bisa berpotensi berkembangnya jentik nyamuk demam berdarah," kata pria yang pernah menjadi ketua tim pemulasaran jenasah COVID-19.

Menurut Heryawan, untuk menekan bertambahnya angka DBD di Kabupaten Situbondo, maka saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo terus melaksanakan program Gerakan Situbondo Bebas Jentik.

“Melalui seluruh Puskesmas di Situbondo, maka program Gesit Batik terus gencar dilakukan ke masyakarat di wilayahnya masing-masing. Dengan menyosialisasikan kembali gerakan 3 M Plus. Yakni Menutup, Menguras, dan Mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air atau sarang nyamuk, maka diharapkan tidak ada peningkatan jumlah DBD,” terang Heryawan.

Yang dimaksud plus,  kata Heryawan, masyarakat mau menggunakan lotion anti nyamuk, khususnya pada pagi hingga menjelang siang. Sementara fogging tetap dilakukan, pada daerah-daerah yang sudah ada kasus DBD. “Semoga kasus DBD di Kabupaten Situbondo bisa segera mereda," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya