SUARA INDONESIA SITUBONDO

Kadisnakkan Situbondo Bantah, Data Yang Sudah Dirilis Itu Bodong

Syamsuri - 14 July 2022 | 20:07 - Dibaca 2.37k kali
Kesehatan Kadisnakkan Situbondo Bantah, Data Yang Sudah Dirilis Itu Bodong
Petugas dari Disnakkan saat melakukan survey dan pendataan kepada peternak di pelosok pelosok Desa di 17 Kecamatan. (Foto : Syamsuri/Suara Indonesia).

SITUBONDO - Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, membantah bahwa data yang dirilis kepada masyarakat untuk suspect positif PMK di Kabupaten Situbondo itu bodong.

Hasil yang disajikan ke masyarakat sebenarnya hasil laporan langsung dari peternak kepada petugas dr. Hewan yang bertugas di Disnakkan di wilayahnya. Kamis (14/7/2022).

"Data PMK yang kami sajikan kepada masyarakat ini masih terus berjalan  dan sambil menunggu dari laporan Kepala Desa se Kabupaten Situbondo ,"ucap Kholil.

Lebih lanjut, Kholil menjelaskan, data yang disampaikan, itu sama sekali bukan data bodong, karena data yang kami rilis untuk suspect positif  PMK itu adalah laporan langsung dari para peternak kepada dr. Hewan yang bertugas di Disnakkan Situbondo.

"Selanjutnya dari laporan tersebut, langsung kita tangani dan kita catat. Setelah kita tangani langsung kita laporkan ke aplikasi Kementerian Pertanian yang namanya Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) dan kemudian yang positif sudah kita obati semua," terang Kholil

Kemudian untuk data yang kematian itu, kata dia, adalah data yang diterima oleh dr. Hewan ketika peternak itu  melaporkan sapinya yang mati.

"Nah, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 518 tahun 2022, kematian sapi yang diakibatkan oleh PMK wajib di otopsi dulu oleh dr.Hewan dan tidak bisa serta merta laporan kematian setelah sapinya dikebumikan, " jelasnya.

Namun demikian, setelah pihaknya turun ke lapangan kepada peternak yang tidak melaporkan ternaknya mati kepada dr. Hewan.

"Sementara dr. Hewan yang ada tidak mampu menelusuri sampai ke pelosok pelosok desa, karena jumlah dr. hewan yang ada jumlahnya hanya 20 orang se Kabupaten," jelas Kholil.

Sementara itu, kata Kholil, populasi ternaknya yang ada sebanyak 184.463 ekor, kalau peternak tidak melaporkan, tentu dr. Hewan kita tidak tahu.

" peternak itu hanya mau melaporkan kalau sapinya sakit, tapi ketika sapinya mati tidak dilaporkan," terang Kholil.

Nah, melihat ketimpangan itu, maka Disnakkan mengambil terobosan baru  dengan mengirim surat kepada seluruh Kepala Desa untuk melakukan pendataan by name by adress terhadap populasi ternak.

"Yaitu terkait berapa jumlahnya, alamatnya dimana, pemiliknya siapa, berapa yang sakit, berapa yang mati, dan berapa yang sehat," imbuh Kholil.

Dan hari ini, kata dia, prosesnya sudah berjalan, seperti Kecamatan Besuki, itu sudah melaporkan, dari 10 Desa yang ada.

"Yang sudah melaporkan itu, ada 9 Desa, tinggal 1 Desa yang belum, Kecamatan Kendit itu ada 7 Desa yang sudah masuk dan melaporkan itu baru 2 Desa," imbuhnya.

"Mulai hari ini kita terus melakukan sensus secara swadaya ke seluruh Desa melalui kampung dan RT setempat untuk mendata sapi peternak ke masing masing kandang, sekaligus mendata jumlah ternaknya yang dimiliki warga setempat,di Situbondo ini ada 125 ribu kandang,  dari 184.463 ekor sapi yang harus didatangi untuk didata kesehatannya," sambungnya.

Dari hasil survey sementara tercatat data PMK per Hari ini Kamis tgl 14 Juli 2022 di Kabupaten Situbondo untuk Populasi sapi  sebanyak 184.463 ekor, Jumlah kasus 3.618 ekor, jumlah sapi sakit dan telah di obati sebanyak 3.249 ekor, sembuh 322 ekor, tegas Kholil.

Selain itu, laporan tan kami terima untuk untuk sapi yang mati sebanyak 45 ekor, dengan catatan sebanyak 7 ekor dilaporkan ke dr.Hewan dan telah diotopsi, sedangkan yang 38 ekornya, itu berdasarkan laporan masyarakat yang kita survey ke Desa Desa."dan survey ini masih terus berjalan dan kemungkinan angkanya akan terus bertambah.

"Sedangkan sapi yang telah di vaksin dosis 1 sebanyak 10.100 ekor, yang dipotong paksa sebanyak 2 ekor, dan data ini berdasarkan laporan dari masyarakat," pungkasnya. .

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya